PT Timah Optimistis Capai Produksi 30.000 Ton Sn 2026

Rabu, 24 September 2025 | 10:56:45 WIB
PT Timah Optimistis Capai Produksi 30.000 Ton Sn 2026

JAKARTA - PT Timah Tbk (TINS) menegaskan optimisme dalam meningkatkan target produksi bijih timah menjadi 30.000 ton Sn pada 2026. 

Target ini lebih tinggi dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang sebesar 21.500 ton Sn. 

Direktur Utama TINS, Restu Widiyantoro, menyampaikan bahwa tren produksi bijih timah mulai pulih sejak Mei 2025 setelah sebelumnya menurun pada Januari hingga April.

“Kami sangat yakin posisi pencapaian ini. Kami bisa capai 30.000 ton target untuk tahun ke depan hingga Desember 2026,” kata Restu.

Pemulihan produksi bulanan menjadi indikator utama optimisme tersebut. Pada Mei 2025, produksi tercatat 1.228 ton, meningkat menjadi 1.409 ton pada Juni, kemudian 1.713 ton pada Juli. Meski masih di bawah target bulanan 1.800 ton, tren kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi pencapaian tahunan.

Pencapaian Target Bulanan Agustus 2025

Pada Agustus 2025, produksi PT Timah berhasil mencapai 1.877 ton, melampaui target bulanan. Restu menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan internal manajemen serta dukungan satgas internal perusahaan. Selain itu, kolaborasi dengan koperasi dan aktivitas pendampingan di lapangan juga mendukung kinerja produksi.

“Dengan menggunakan proses kebijakan ini, didukung oleh satgas internal serta koperasi, kami bertekad mencapai target RKAP,” jelas Restu.

Pemulihan produksi selama empat bulan terakhir, Mei hingga Agustus 2025, tercapai berkat perbaikan tata kelola serta sistem distribusi dan produksi timah.

Dengan penguatan Satgas Nanggala yang kini berada di bawah koordinasi PT Timah, perusahaan optimistis mampu mencapai 6.500 ton Sn per bulan hingga Desember 2025.

Strategi Mengatasi Penambangan Ilegal

PT Timah menyadari tantangan dari tambang ilegal yang selama ini bersaing dengan pihak legal. Restu menegaskan bahwa penambangan legal memiliki beban tambahan seperti pajak dan biaya reklamasi, sehingga kalah bersaing dibanding tambang ilegal.

Untuk menanggulangi hal ini, perusahaan menempuh tiga langkah besar: penyekatan wilayah, penertiban tambang ilegal, dan pembinaan kolektor. Satgas internal mendapat tugas utama untuk memagari wilayah agar kegiatan ilegal tidak masuk ke area tambang resmi.

“Kami akan mengorganisir semua yang sebelumnya dinyatakan ilegal menjadi legal melalui pemberdayaan koperasi. Saat ini sudah ada sekitar 30 koperasi penambang, karyawan, dan nelayan yang mulai beroperasi secara legal,” kata Restu.

Perusahaan menargetkan jumlah koperasi yang diberdayakan dapat meningkat hingga 200–300 unit, sehingga hasil penambangan masyarakat bisa disalurkan secara resmi ke PT Timah. Sementara itu, kolektor yang bersedia dibina akan diberdayakan, sedangkan yang tetap beroperasi ilegal akan dikeluarkan dari wilayah IUP.

Optimisme Pencapaian RKAP 2025

Restu menambahkan bahwa kinerja produksi bulanan perusahaan sempat kesulitan pada awal tahun 2025. Namun, dengan perbaikan proses operasional dan penguatan Satgas Nanggala, produksi bulanan menunjukkan tren positif. Agustus 2025 menjadi momentum penting ketika produksi mencapai target 1.800 ton per bulan.

“Dengan penguatan Satgas Nanggala yang kini sudah bergabung, kami sangat optimis bisa mencapai 6.500 ton per bulan,” ujarnya.

Selain itu, perusahaan percaya bahwa penerapan tata kelola yang lebih baik dan mekanisme distribusi yang terkontrol menjadi faktor kunci untuk mencapai target tahunan. Kombinasi strategi internal dan pemberdayaan masyarakat diharapkan mendukung keberlanjutan produksi timah legal.

Fokus pada Keberlanjutan dan Legalitas

PT Timah juga menekankan bahwa strategi peningkatan produksi dilakukan sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Semua aktivitas penambangan legal dan pengelolaan koperasi dikontrol agar sesuai regulasi pemerintah dan standar lingkungan. 

Dengan demikian, perusahaan tidak hanya menargetkan kuantitas produksi, tetapi juga kualitas tata kelola dan dampak sosial positif bagi masyarakat lokal.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pertumbuhan yang dicapai selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan, menjaga lingkungan, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tutup Restu.

Dengan tren positif produksi sejak Mei hingga Agustus 2025, strategi penguatan satgas internal, penyekatan wilayah, pembinaan koperasi, serta perbaikan distribusi, PT Timah menegaskan komitmennya untuk mencapai target 30.000 ton Sn pada 2026.

Terkini

Rekomendasi Aplikasi Saham Terbaik 2025 untuk Investor

Rabu, 24 September 2025 | 14:08:36 WIB

Rekor Baru! Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini

Rabu, 24 September 2025 | 14:08:34 WIB

Harga Emas Pegadaian 2025 Naik, Antam Tembus Rp2,25 Juta

Rabu, 24 September 2025 | 14:08:33 WIB

BEI Buka Suspensi Saham CBRE dan FILM Mulai Hari Ini

Rabu, 24 September 2025 | 14:08:31 WIB