Pemangkasan Suku Bunga Fed Dorong Emas Cetak Rekor Baru
- Selasa, 23 September 2025

JAKARTA - Langkah The Federal Reserve memangkas suku bunga acuan menjadi salah satu pemicu utama reli harga emas yang kembali menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Ekspektasi pemangkasan lanjutan serta derasnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik membuat harga logam mulia itu melesat ke level baru.
Pada perdagangan Selasa, 23 September 2025, harga emas di pasar spot tercatat naik 1,7% ke US$3.747,08 per troy ounce atau sekitar Rp62,2 juta. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 1,9% ke posisi US$3.775,10.
Efek Langsung Pemangkasan Suku Bunga
Baca JugaBRI Life Luncurkan Arunika, Asuransi Jiwa Seumur Hidup Terjangkau
Reli harga emas terjadi setelah The Fed pekan lalu resmi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang merupakan pemangkasan pertama sejak Desember lalu. Gubernur The Fed, Stephen Miran, bahkan menilai langkah bank sentral seharusnya lebih agresif untuk mengurangi risiko perlambatan ekonomi.
“Permintaan safe haven masih deras akibat ketidakpastian geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina. Ditambah lagi, pemangkasan suku bunga The Fed pekan lalu dan kemungkinan langkah serupa di sisa tahun ini, semuanya menopang harga emas,” kata Jim Wyckoff.
Pernyataan itu menegaskan kombinasi faktor moneter dan geopolitik sebagai motor penggerak reli harga emas belakangan ini.
Investor Tunggu Sinyal Baru
Pasar kini menanti serangkaian pidato pejabat The Fed pekan ini, termasuk dari Ketua Jerome Powell pada Selasa, 23 September 2025. Pernyataan Powell dianggap krusial untuk memetakan arah kebijakan moneter ke depan.
Selain itu, data inflasi inti AS atau core PCE yang akan dirilis pada Jumat mendatang juga menjadi perhatian utama. Data tersebut bisa menjadi petunjuk seberapa besar ruang bagi The Fed untuk melanjutkan tren pemangkasan suku bunga.
Permintaan Emas Masih Deras
Dari sisi permintaan fisik, Societe Generale melaporkan adanya lonjakan pembelian emas oleh bank sentral. Pada periode terakhir, jumlah pembelian kembali meningkat menjadi 63 ton setelah sebelumnya sempat melambat secara musiman di Inggris. Angka ini menyamai rata-rata pasca-2022, sehingga menambah dorongan sentimen bullish di pasar emas global.
Kenaikan pembelian bank sentral dianggap sebagai salah satu sinyal penting bahwa emas tetap menjadi pilihan utama cadangan devisa, terutama di tengah risiko geopolitik dan volatilitas mata uang global.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Reli emas juga diikuti penguatan pada sejumlah logam mulia lainnya. Harga perak spot melonjak 2,1% ke US$43,99 per troy ounce, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun.
Komoditas lain, yakni platinum, ikut naik 1% ke US$1.418,61, sementara paladium menguat lebih signifikan, sebesar 3,3% ke US$1.186,71.
Menurut Han Tan, Chief Market Analyst Nemo.money, perak masih memiliki ruang penguatan lebih jauh. “Perak masih berpotensi menguat lebih jauh, apalagi dengan rasio emas-perak yang berada di kisaran 86, di atas rata-rata lima tahun sebesar 82. Ini memberi ruang bagi perak untuk mengejar ketertinggalannya dibandingkan emas,” jelasnya.
Rekor Baru, Tantangan Baru
Meski harga emas mencetak rekor baru, pasar tetap berhati-hati. Reli yang ditopang oleh faktor eksternal seperti pemangkasan suku bunga dan ketegangan geopolitik bisa cepat berubah jika situasi politik global mereda atau The Fed mengubah arah kebijakannya.
Investor jangka panjang melihat momentum ini sebagai peluang diversifikasi, sementara pelaku pasar jangka pendek cenderung waspada terhadap potensi aksi ambil untung di level tertinggi.
Reli emas yang menembus Rp62,2 juta per troy ounce mencerminkan kombinasi unik antara kebijakan moneter longgar dan ketidakpastian global. Dengan sinyal kuat dari The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut serta permintaan tinggi dari bank sentral, emas tampaknya masih memiliki ruang untuk mempertahankan momentumnya.
Namun, perhatian pasar tetap tertuju pada pidato pejabat The Fed dan rilis data inflasi AS pekan ini. Hasilnya akan menentukan apakah reli emas mampu berlanjut atau justru menghadapi tekanan koreksi.

Mazroh Atul Jannah
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BRI Life Luncurkan Arunika, Asuransi Jiwa Seumur Hidup Terjangkau
- 23 September 2025
2.
Syarat dan Cara Ajukan KUR BNI 2025 dengan Bunga Rendah
- 23 September 2025
3.
Simulasi Cicilan KUR BCA 2025 Rp100 Juta, Cek Tabel Lengkap
- 23 September 2025
4.
Cek Harga Buyback Emas Antam Terbaru Selasa 23 September
- 23 September 2025
5.
Rekomendasi Saham Hari Ini 23 September 2025 yang Potensial
- 23 September 2025